Kitab Sunan al-Tirmidzi: Perjumpaan Hadis, Fikih, dan Moderasi Ilmiah dalam Peradaban Islam

Dalam tradisi hadis Islam, Sunan al-Tirmidzi menempati posisi istimewa di antara Kutub al-Sittah—enam kitab hadis primer yang menjadi rujukan utama ulama sepanjang sejarah. Jika Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim unggul dalam tingkat kesahihan riwayat, maka Sunan al-Tirmidzi hadir sebagai jembatan yang mempertemukan dua disiplin besar: ilmu hadis dan fikih. Di dalamnya, hadis-hadis Nabi ﷺ tidak hanya disajikan sebagai teks riwayat, tetapi juga dipaparkan komentar, analisis perawi, serta informasi perbedaan pendapat ulama. Inilah yang menjadikan karya ini sebagai sumber utama dalam kajian hukum Islam dan metodologi kritik hadis hingga era modern.

Kitab ini ditulis oleh Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa al-Tirmidzi (209–279 H), seorang ulama besar dari wilayah Tirmidz, Uzbekistan sekarang. Ia merupakan murid langsung Imam al-Bukhari dan sezaman dengan Imam Muslim. Al-Tirmidzi terkenal memiliki kecerdasan struktural dan kemampuan analisis fikih yang kuat, sehingga karya-karyanya tidak hanya mengumpulkan hadis, tetapi juga menyajikannya dalam bingkai argumentasi yang mudah dipahami.

Tujuan Penulisan dan Signifikansi Ilmiah

Imam al-Tirmidzi menyusun kitab hadis ini untuk memberikan panduan fikih yang bersumber langsung pada hadis Nabi. Ia ingin menjembatani para ahli hadis dengan para ahli fikih yang pada masa itu terkadang memiliki pendekatan metodologis yang berbeda. Oleh karena itu, ia tidak hanya memilih hadis berdasarkan tingkat kesahihan, namun juga memberikan penjelasan:

  • Status hadis (sahih, hasan, atau dha‘if)

  • Pendukung atau penguat sanad dari perawi lain

  • Pendapat fuqaha terkait hadis yang dibahas

  • Penjelasan mengenai perbedaan pemahaman antar mazhab

Yang paling menarik, Imam al-Tirmidzi adalah ulama pertama yang memperkenalkan istilah hadis hasan dalam sistem klasifikasi hadis. Istilah ini kemudian diadopsi luas oleh para ulama setelahnya.

Dengan demikian, Sunan al-Tirmidzi bukan hanya buku hadis, tetapi risalah metodologis dalam memahami interaksi antara teks riwayat dan praktik hukum Islam.

Susunan dan Metode Penyusunan Kitab

Kitab ini terdiri dari sekitar 50 kitab (bagian besar) dan lebih dari 3.900 hadis. Struktur penyusunannya berbentuk tematik, mengikuti urutan persoalan ibadah dan muamalah fiqhiyah, di antaranya:

  • Kitab Thaharah (bersuci)

  • Shalat

  • Zakat

  • Puasa

  • Manasik Haji

  • Nikah dan talak

  • Hudud dan jinayat

  • Jual beli dan ekonomi

  • Tafsir ayat-ayat hukum

  • Adab dan dakwah

  • Ilmu dan akhlak

Karakter unik Sunan al-Tirmidzi terlihat dalam penyajian setiap bab. Setelah menyampaikan matan hadis, beliau sering memberikan analisis:

  • siapa perawi hadis tersebut
  • kualitas masing-masing rawi
  • perbandingan dengan riwayat lainnya
  • pendapat para fuqaha dari berbagai mazhab
  • kesimpulan yang seimbang

Model penyajian seperti ini jarang ditemukan pada buku hadis lainnya, menjadikan Sunan al-Tirmidzi sangat ramah bagi para penuntut ilmu—terutama mereka yang bergerak dalam fikih dan hukum Islam.

Ciri Keilmuan Khas dalam Sunan al-Tirmidzi

Ada beberapa keunggulan ilmiah yang menjadikan kitab ini sangat berharga:

  1. Mempertemukan hadis dan fikih secara harmonis
    Al-Tirmidzi tidak membiarkan pembaca memaknai hadis sendiri tanpa bimbingan metodologi. Ia menyajikan kerangka argumentasi ulama untuk membangun pemahaman yang matang.

  2. Penilaian kualitas hadis secara eksplisit
    Di banyak tempat, beliau memberi catatan:

    “Hadis ini hasan sahih,”
    “Para ulama mengamalkan hadis ini,”
    “Sebagian ulama melemahkan perawinya,”
    sehingga memudahkan pembaca modern mengukur validitas riwayat.

  3. Informasi perbedaan mazhab
    Inilah kitab pertama yang menampilkan komparasi pemikiran ulama secara jelas—sebuah modal penting bagi studi fikih lintas mazhab di era sekarang.

  4. Sikap moderat dan objektif
    Al-Tirmidzi tidak berpihak pada mazhab tertentu, menjadikan kitab ini bersifat universal dan inklusif dalam dunia keilmuan Islam.

  5. Kedekatan dengan otoritas ilmu hadis
    Karena ia murid langsung al-Bukhari, sanad dan metodologinya mendapat pengakuan kredibilitas tertinggi.

Kedudukan dalam Tradisi Ilmiah Islam

Para ulama sepakat menempatkan Sunan al-Tirmidzi sebagai rujukan terpenting setelah Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud. Dalam konteks Kutub al-Sittah, ia sering disebut sebagai buku yang paling mudah dipelajari karena keteraturannya dalam menjelaskan kualitas hadis.

Banyak ulama menulis syarah (penjelasan) untuk mendukung kebermanfaatannya, antara lain:

  • Tuhfat al-Ahwadzi karya al-Mubarakfuri

  • ‘Aridhat al-Ahwazi karya Ibn al-‘Arabi al-Maliki

  • Syarh al-Jami‘ al-Sahih karya al-Sindi

Kitab ini dipelajari di pesantren, universitas Islam, dan lembaga-lembaga studi hadis di seluruh dunia, menjadikannya salah satu teks akademik paling penting hingga kini.

Sebagai karya manusia, kitab ini tetap mengandung pembahasan yang memerlukan penelitian lanjutan. Sebagian hadis berstatus dha‘if, meskipun al-Tirmidzi telah memberi indikasi kelemahannya. Karena itu, kajian pendamping seperti jarh wa ta‘dil tetap diperlukan untuk memperkuat argumen fikih.

Namun, aspek kritis itu justru membuktikan nilai ilmiahnya: Sunan al-Tirmidzi transparan dan mempersilakan pembaca melakukan verifikasi ilmiah lebih mendalam.

Dalam zaman ketika umat Islam menghadapi keragaman pandangan hukum dan praktik keagamaan, Sunan al-Tirmidzi hadir sebagai rujukan moderat yang mengajarkan tiga nilai penting: Keilmuan berbasis dalil, Penghargaan terhadap perbedaan mazhab, Dialog antara tradisi dan rasionalitas.

Kitab ini menegaskan bahwa Islam memiliki dasar ilmiah yang kuat dalam setiap ajarannya, serta bahwa perbedaan pandangan adalah bagian dari kekayaan peradaban hukum Islam—bukan sumber perpecahan.

Melalui formatnya yang inklusif, Sunan al-Tirmidzi sangat relevan sebagai referensi akademik modern untuk:

  • pengembangan fikih lintas mazhab

  • moderasi pemahaman keagamaan

  • penegakan otoritas ilmu dalam penetapan hukum

  • pendidikan karakter berbasis hadis Nabi ﷺ

Sunan al-Tirmidzi adalah mahakarya yang mempertemukan otoritas hadis dan kedalaman fikih dalam satu bingkai ilmiah yang indah. Karya ini menunjukkan bahwa ulama Islam tidak hanya menghafal teks, tetapi juga menganalisis, mengkritisi, dan memaparkannya secara matang.

Membaca kitab ini berarti menelusuri warisan intelektual yang menjaga harmoni antara ilmu, iman, dan etika dalam setiap hukum syariat. Di tengah tantangan zaman dan derasnya perbedaan pandangan di media sosial, teladan Imam al-Tirmidzi sangat berharga:

Bahwa dalam mencari kebenaran, sikap ilmiah dan keterbukaan terhadap perbedaan adalah kunci keberkahan ilmu.

Dengan demikian, Sunan al-Tirmidzi tidak hanya menjadi kitab hadis, tetapi juga cahaya bagi umat Islam dalam menapaki kehidupan beragama secara lebih bijak, moderat, dan penuh kesadaran ilmiah.

Leave a Reply